Apakah di sekeliling anda ada seseorang yang merasa selalu ingin berbelanja dan terus belanja walaupun barang yang dibeli sebetulnya tidak terlalu dibutuhkan atau bahkan sudah dimiliki sebelumnya. Atau orang tersebut mempunyai sejumlah uang untuk keperluan penting seperti bayar uang kuliah, bayar cicilan rumah atau kendaraan, dan bahkan uang tersebut harus digunakan untuk belanja kebutuhan pokok sehari-hari, tetapi malah digunakan untuk belanja sesuatu yang tidak terlalu penting hanya untuk memenuhi hasratnya semata dalam membeli barang yang ia inginkan. Jika ada yang seperti itu maka sudah bisa dipastikan kalau orang tersebut memiliki perilaku "Shopaholic" atau kecenderungan untuk terus berbelanja semata-mata hanya atas keinginan pribadi.
Contoh kasus lain dari perilaku Shopaholic adalah seseorang tersebut memang tidak dapat menahan dirinya yang selalu ingin membelanjakan uang yang dimiliki untuk barang-barang yang sekilas menarik di mata mereka, seketika orang tersebut akan spontan membeli barang yang diincar dan ketika hal itu sedang berlangsung entah kenapa ada perasaan yang membuat mereka merasa senang dan memiliki kepuasan tersendiri, namun setelah semua itu terjadi mereka akan menyesali perbuatannya karena tidak dapat mengendalikan hasrat belanjanya dan teringat bahwa kebutuhan yang jauh lebih penting masih banyak, dan biasanya mereka berjanji kepada diri sendiri untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi akan tetapi pada kenyataannya masih saja terjadi jika ada kesempatan yang sama.
Perilaku seperti ini tanpa kita sadari sebetulnya juga ada di dalam diri kita masing-masing. Misalnya, zaman sekarang banyak sekali mall-mall baru dan mewah dibangun hampir di setiap kota di Indonesia, hal tersebut membuat masyarakat berbondong-bondong untuk pergi ke pusat perbelanjaan tersebut, awalnya mereka berniat hanya ingin sekedar jalan-jalan berkunjung menikmati suasana mall yang masih baru dan bagus, tetapi jika di waktu yang sama saat orang tersebut mempunyai katakanlah sejumlah uang lebih, dan mendapati barang yang sekiranya cocok di hati mereka biasanya tanpa disadari kegiatan belanja dadakan semacam ini bisa terjadi. Atau anda berniat belanja suatu barang karena memang perlu, entah kenapa pada akhirnya barang yang tidak penting pun ikut terbeli.
Pernahkah anda menanyakan kepada diri anda, "kenapa saya harus membeli barang yang sama padahal yang saya punya masih layak pakai?" apakah jawabannya adalah karena anda tidak cocok dengan satu merek dan ingin mencoba merek yang lain dengan jenis yang sama, apakah anda sengaja membeli barang sejenis lebih dari satu agar ada cadangan ketika yang satu lagi harus dicuci dan sebagainya, atau apakah anda hanya ingin membeli barang itu lagi padahal barang yang sama yang anda miliki masih sangat bagus, tidak rusak, dan layak pakai tanpa ada alasan yang jelas. Ketika membuka lemari pakaian, anda mendapati begitu banyak barang dengan jenis yang sama dan hal tersebut membuat anda berpikir bahwa ini semua sepertinya mubazir.
Jika anda sudah mendapat jawabannya, dan merasa jawaban yang ke-3 adalah yang paling sesuai dengan anda berarti ada kemungkinan bahwa anda memiliki perilaku Shopaholic. Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, bahwa perilaku Shopaholic sendiri tanpa kita sadari ada di dalam diri kita, dan perilaku konsumtif sebenarnya adalah hal yang normal dan manusiawi, selama tidak melewati batas, dan juga tidak mengganggu biaya kebutuhan pokok yang lebih penting, atau tabungan anda yang biasanya dipakai untuk keadaan darurat, maka hal seperti itu sangatlah wajar. Jika sebaliknya, gara-gara membeli barang yang tidak terlalu penting membuat anda cekak di awal bulan, tabungan akhirnya terpakai, bahkan harus pinjam uang ke seseorang yang anda kenal, maka hal ini sangat merugikan dan harus ditangani dengan serius.
Beberapa tulisan diatas merupakan contoh konkret dari perilaku atau kebiasaan Shopaholic yang saat ini sedang melanda masyarakat di seluruh dunia, dan di Indonesia sendiri. Untuk lebih detilnya saya akan mencoba menjabarkan definisi dari Shopaholic, dampak, hingga solusi untuk mengatasinya. Sehingga saya berharap pada postingan kali ini dapat menjawab semua pertanyaan anda sekalian mengenai Apa itu Shopaholic?
Definisi Shopaholic
Apa itu Shopaholic? Pada dasarnya Shopaholic berasal dari kata Shop yang artinya belanja, dan aholic yang berarti sifat ketergantungan akan sesuatu baik disadari maupun tidak. Jadi berdasarkan artian dari masing-masing kata tersebut jika digabungkan adalah "sifat atau perilaku ketergantungan terhadap kegiatan yang berhubungan dengan belanja baik disadari maupun tidak". Secara eksplisit Shopaholic juga dapat diartikan "seseorang yang tidak mampu menahan keinginannya untuk terus berbelanja sehingga menghabiskan begitu banyak waktu dan uang hanya untuk berbelanja walaupun barang-barang yang dibeli tidak selalu ia butuhkan". Untuk mengetahui apakah anda termasuk salah satu orang yang memiliki perilaku Shopaholic maka anda harus mengetahui gejala-gejala seseorang yang mengalami Shopaholic. Berikut ulasannya dibawah.
Gejala-gejala Shopaholic
Perlu anda ketahui bahwa tidak semua orang yang suka berbelanja dan pergi ke mall dapat dikatakan Shopaholic, karena bisa jadi orang tersebut memang rutin membeli kebutuhan pokok yang ia lakukan setiap bulan dan kebetulan paling mudah ditemukan di mall. Menurut sejumlah pakar psikologis, seseorang dapat dikatakan memiliki perilaku Shopaholic apabila menunjukkan gejala-gejela berikut :
1. Gemar menghabiskan uang untuk membeli barang baik yang sudah maupun belum dimiliki walaupun barang tersebut tidak selalu berguna bagi dirinya.
2. Memiliki barang-barang dari berbagai macam jenis dalam jumlah yang sangat banyak namun jarang sekali digunakan.
3. Pada saat merasa stres maka akan meluapkan rasa stres tersebut dengan berbelanja.
4. Merasa puas hanya pada saat membeli apapun yang ia inginkan, namun akan merasa bersalah dan menyesal setelah apa yang sudah dilakukannya.
5. Selalu tidak mampu mengontrol diri ketika sedang berbelanja.
6. Seringkali berbohong pada orang lain mengenai uang yang telah dibelanjakannya.
7. Tetap tidak mampu mengontrol diri untuk terus berbelanja walaupun dirinya sedang mengalami kesulitan dalam hal keuangan.
Setelah mengetahui gejala-gejala dari Shopaholic anda dapat mulai mencermati apakah ada keluarga, saudara, teman, atau bahkan anda sendiri yang sedang dilanda masalah yang satu ini. Pastinya anda juga bertanya-tanya mengenai dampak atau akibat apa saja yang ditimbulkan dari perilaku Shopaholic ini. Berikut ini adalah dampak-dampak dari Shopaholic.
Dampak Shopaholic
1. Sering mengalami kesulitan dalam hal keuangan, jika anda seorang karyawan maka selalu kehabisan uang di awal bulan setelah gajian.
2. Mempunyai hutang yang cukup besar hanya untuk memenuhi hasrat untuk terus belanja dan belanja sesuatu yang tidak diperlukan.
3. Memicu seseorang untuk melakukan tindakan kriminal seperti mencuri, memeras, bahkan korupsi hanya untuk mendapatkan uang demi memenuhi obsesi belanja yang terus-menerus di dalam dirinya.
4. Di dalam rumah tangga, dapat menimbulkan pertengkaran antara suami dan istri karena pemborosan yang dilakukan.
5. Lanjutan dari poin nomor 4, dapat mengakibatkan perceraian karena pemborosan yang dilakukan tidak dapat dihentikan.
6. Dapat membuat seseorang menjadi stres dan depresi karena selalu merasa bersalah atas apa telah ia perbuat.
7. Kemungkinan yang paling buruk adalah bunuh diri karena kehabisan uang tidak lain karena semua terpakai untuk membelanjakan barang-barang yang tidak begitu penting.
Setelah mengetahui gejala-gejala dari Shopaholic anda dapat mulai mencermati apakah ada keluarga, saudara, teman, atau bahkan anda sendiri yang sedang dilanda masalah yang satu ini. Pastinya anda juga bertanya-tanya mengenai dampak atau akibat apa saja yang ditimbulkan dari perilaku Shopaholic ini. Berikut ini adalah dampak-dampak dari Shopaholic.
Dampak Shopaholic
1. Sering mengalami kesulitan dalam hal keuangan, jika anda seorang karyawan maka selalu kehabisan uang di awal bulan setelah gajian.
2. Mempunyai hutang yang cukup besar hanya untuk memenuhi hasrat untuk terus belanja dan belanja sesuatu yang tidak diperlukan.
3. Memicu seseorang untuk melakukan tindakan kriminal seperti mencuri, memeras, bahkan korupsi hanya untuk mendapatkan uang demi memenuhi obsesi belanja yang terus-menerus di dalam dirinya.
4. Di dalam rumah tangga, dapat menimbulkan pertengkaran antara suami dan istri karena pemborosan yang dilakukan.
5. Lanjutan dari poin nomor 4, dapat mengakibatkan perceraian karena pemborosan yang dilakukan tidak dapat dihentikan.
6. Dapat membuat seseorang menjadi stres dan depresi karena selalu merasa bersalah atas apa telah ia perbuat.
7. Kemungkinan yang paling buruk adalah bunuh diri karena kehabisan uang tidak lain karena semua terpakai untuk membelanjakan barang-barang yang tidak begitu penting.
Mungkin sebagian dari anda menganggap hal ini adalah sepele, pada kenyatannya hal ini sangat mungkin terjadi apabila anda terlalu konsumtif untuk terus membeli barang yang sebenarnya tidak akan anda gunakan nantinya. Jika poin-poin diatas terjadi tentunya akan sangat merugikan bagi kehidupan seseorang. Nah, biasanya kaum wanita seringkali dianggap yang paling berpotensi terjebak atau mengalami perilaku Shopaholic ini, apakah itu benar? Saya juga akan memberitahu kepada anda siapa saja yang berpotensi mengalami kebiasaan Shopaholic, berikut informasinya :
Siapa yang berpotensi mengalami Shopaholic
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Stanford University dikemukakan bahwa 90% yang berpotensi mengalami masalah Shopaholic adalah kaum wanita. Jadi asumsi diatas yang beranggapan kalau kaum wanita adalah yang paling berpotensi mengalami masalah Shopaholic adalah benar, Berarti sisanya adalah kaum pria, itu artinya pria juga sedikitnya berpotensi mengalami masalah yang sama. Bagi kaum Shopaholic wanita, barang-barang yang dibeli biasanya berupa pakaian, perlengkapan make up, aksesoris, dan pastinya perhiasan. Sedangkan untuk kaum Shopaholic pria lebih cenderung membeli peralatan elektronik seperti Play Station, Komputer PC, MP4 Player, dan lain sebagainya.
Penyebab utama Shopaholic
Saatnya anda mengetahui penyebab utama kenapa seseorang dapat mengalami perilaku Shopaholic yang berlebihan. Menurut Klinik Servo pada tahun 2007, ada beberapa penyebab seseorang mengalami Shopaholic, di antaranya :
1. Pengaruh iklan yang ditayangkan di berbagai media terutama iklan yang pengaruhnya paling besar adalah iklan di TV, yang menggambarkan bahwa pola hidup konsumtif merupakan sarana untuk melepaskan diri dari stres.
2. Seseorang menganut gaya hidup Hedonis (Materialis) yang memiliki persepsi bahwa manusia akan dipandang tinggi derajatnya berdasarkan apa yang dimiliki, seperti rumah, mobil, perhiasan, dan lain sebagainya. Seseorang yang menganut gaya hidup Hedonis akan senantiasa merasa kekurangan atas material yang dimiliki, karena selalu ingin disanjung oleh orang lain dan dianggap orang berkedudukan tinggi.
3. Kecemasan yang berlebihan karena pernah mengalami trauma di masa lalu.
4. Memiliki pemikiran-pemikiran obsesi yang terlalu tinggi dan tidak rasional.
Dari sekian banyak yang sudah saya tulis, anda pasti dapat menyimpulkan bahwa Shopaholic merupakan kebiasaan atau perilaku yang merugikan jika dilakukan secara berlebihan. Tetapi untuk anda yang memiliki teman, saudara, dan keluarga yang terlanjur mempunyai masalah Shopaholic dan sudah melewati batas, saya akan memberikan tips dan solusi agar anda dan orang-orang di sekitar yang anda cintai terhindar dari suatu issue atau masalah yang dapat menyebabkan kerugian dari perilaku Shopaholic apabila terus berlanjut, dan berikut solusinya.
Cognitive Behavioral Therapy dan Terapi Relaksasi
Seperti yang sudah saya katakan berulang kali bahwa Shopaholic merupakan perilaku atau kebiasaan yang dimiliki seseorang, maka dari itu solusi untuk masalah seperti ini pun harus diatasi dengan metode terapi kebiasaan juga. Metode yang dipilih untuk mengatasi masalah Shopaholic yang berlebihan adalah CBT atau Cognitive Behavioral Therapy dan terapi relaksasi. CBT akan membantu penderita untuk mengatasi pikiran dan perilakunya yang tidak rasional dan mencegah penderita untuk melakukan kebiasaan berbelanja secara terus-menerus. Selain itu, terapi relaksasi berguna untuk mengurangi kecemasan dan membantu penderita untuk tetap rileks dalam menghadapi pikiran-pikiran obsesinya yang muncul. Penderita Shopaholic juga perlu dilatih untuk membedakan antara keinginan dan kebutuhan sehingga hal tersebut dapat mulai mengontrol kebiasaan belanjanya yang di luar batas atau berlebihan.
Ubah Kebiasaan Menjadi Senang Menabung
Solusi yang satu ini juga masih bagian dari CBT karena penerapannya melalui tindakan kebiasaan. Jika saat ini anda merasa bahwa "berbelanja adalah hal yang sangat menyenangkan", bagaimana jika anda ganti dengan "mempunyai banyak uang itu lebih menyenangkan". Anda dapat memulainya dengan menghargai berapapun kecilnya nominal uang yang anda miliki dari sisa pemakaian hari ini, dan untuk membuat hal tersebut menjadi menyenangkan anda dapat membuat sebuah catatan kecil terkait dengan uang yang anda sisihkan dan akan diakumulasikan dalam periode tertentu. Bayangkan nominal yang tidak seberapa namun tetap anda kumpulkan secara rutin dan terus-menerus setiap harinya, ketika di akhir bulan anda akan mulai merasakan hasilnya. Bukankah memiliki banyak uang itu enak? Apabila anda memang berniat membeli barang bersifat sekunder yang anda inginkan, anda dapat menggunakan uang hasil tabungan yang telah anda kumpulkan sehingga tidak akan mengganggu pemasukan tetap yang anda terima setiap bulannya. Tetapi mohon diingat agar anda tidak lupa untuk selalu menerapkan kebiasaan yang baik ini, dan belilah barang yang benar-benar anda inginkan sesekali saja, karena itu akan lebih memuaskan ketimbang harus menghambur-hamburkan uang untuk membeli terlalu banyak barang yang tidak penting.
Demikianlah artikel mengenai Apa itu Shopaholic? kali ini, tidak hanya definisi tapi saya juga berusaha untuk mengupas tuntas segala hal yang berhubungan dengan perilaku Shopaholic itu sendiri. Mudah-mudahan informatif ya sist and brou. Thank you :)
BACA JUGA :
- Jadwal Diskon Sports Station 2017
- Kenapa Harga Di Sports Station Mahal?
- Lihat Status Pesanan Di Tokopedia
- Memantau Pesanan Di BukaLapak
- Pengertian Dropship
- Tips Jualan Online Di Rumah
- Tempat Belanja Paling Mewah Di Dunia
- Tempat Belanja Paling Murah Di Jakarta
- Apa itu Geoff Max?
- Membedakan Barang Asli Atau Palsu
- Apa itu Shopaholic?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar